Pertukangan Besi / Tradisional Ironsmiths  

Ditulis oleh : Bahagian Pemuliharaan Kategori :


Kewujudan Pandai Besi dipercayai sejak zaman Kesultanan Melayu yang menggambarkan kepekaan manusia terhadap pentingnya seni mempertahankan
diri dalam memelihara rasa kasih sayang dan hormat menghormati di antara satu sama lain.  Sistem pemerintahan raja pada zaman tersebut, yang sentiasa bergolak dengan peperangan telah memangkinkan kewujudan kemahiran Pandai Besi.  Seni kemahiran ini telah menjadi satu pekerjaan yang disanjung oleh masyarakat Melayu ketika itu.

Keterampilan Pandai Besi ini dalam meneroka dan mengolah hasil ciptaan mereka merupakan sumbangan yang amat bernilai sekali.  Tradisi bentuknya masih dapat dikekalkan tidak berubah sebagaimana seratus tahun dahulu.  Alat menempa, motif dan ragam ketukangannya serta cara bentuknya memperlihatkan kepakaran Pandai Besi itu sendiri.  Pandai Besi menempa dan mencanai kemahirannya menghasilkan  senjata seperti keris, parang, pisau, golok dan juga alat-alat yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan harian.  Seseorang Pandai Besi lazimnya mempunyai kebolehan dan kepakaran menempa  peralatan tertentu sahaja, sama ada pakar membuat senjata atau peralatan lainnya.

In the past, the Malays often referred to skilled ironsmiths as pandai besi (literally translated as "one who's well-versed in metalwork"). Such ironsmiths have existed since the Malaccan Sultanate, forging weapons, farming implements and kitchen utensils.

However the ironsmith's propensity for making weapons rather than farming implements reflects the nature of those turbulent times. The time of the sultanates necessitated ironsmiths who were able to produce fine weapons. This need eventually elevated the status of the ironsmith as a profession, which was well respected and often had royal patronage.

Traditional metalworking is little changed. Many of the weapons, especially the keris are so well designed that today's ironsmiths still reproduce them faithfully. The equipment used is also little changed as iron has to be forged by hand using mallets, fire and water.

Today, there are few practising ironsmiths scattered throughout the peninsula, though the best are said to reside in Kelantan and Terengganu. Many ironsmiths prefer to specialise in producing certain items. Some make kitchenware such as knives or areca nut slicers (kacip), while some forge traditional farming equipment such as the machete (parang) or sickle. 

Sumber : Bahagian Pemuliharaan, Kraftangan Malaysia

Artikel ini telah ditulis pada hari Khamis , Khamis, Disember 27, 2012 di bawah kategori . Anda boleh mengikuti artikel ini melalui comments feed .

0 ulasan

Catat Ulasan

Catat Ulasan